Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2013

Through ‘The Sun’ Eyes

Aku sedang tidak bersemangat hari ini. Aku tidak ingin membagi kehangatan dengan siapapun. Dan awan pun seolah mengerti isi hatiku. Dia menutup seluruh langit dan meneteskan hujan ke bumi. Dingin. Orang-orang akan mengeluh seperti itu. Tapi anak itu tetap tersenyum. Dengan jaket tebal yang dia gunakan aku yakin dia sangat kedinginan. Sesekali dia mengusap-usap kedua tangannya dan meniupnya. Mungkin agar dia merasa lebih hangat. Dia melangkahkan kalinya menerobos hujan dengan perlindungan payung kecilnya. Itu akan tetap membuatnya basah. Tapi dia tidak peduli. Bahkan sesekali dia julurkan tangannya untuk merasakan tetesan air yang terjatuh. Hujan mulai berhenti. Dia akan mendongakkan wajahnya untuk melihat langit. Mungkin dia berharap ada jembatan tujuh warna melengkung di ujung langit. Tapi dia takkan mendapatinya. Karena awan masih tak mau bergerak dan memberikan celah pada cahaya untuk menerobos ke bumi. Dan makhluk yang bernama matahari ini

Give Up

Aku masih tetap menjadi aku. Meski kita telah berjanji untuk berjuang bersama. Tapi kadang aku tak tahu harus apa. Aku terbiasa dengan semua perhatianmu. Aku terbiasa dengan senyummu. Aku terbiasa dengan candamu yang selalu membuatku merasa hangat. Aku terbiasa dengan ucapan selamat pagi yang kau ucapkan ketika bertemu denganku. Aku terbiasa dengan ucapan sampai jumpa yang kau ucapkan saat kau harus meninggalkanku sejenak. Semuanya, aku suka itu. Tapi,,, aku tak tahu kenapa sekarang seperti ini. Apa aku membuat kesalahan? Apa aku membuatmu marah? Apa aku melukaimu? Apa kau sedang lelah? Apa kau ingin melepasku? Atau karena aku yang tak bisa meraihmu? Aku tak biasa dengan diammu. Aku tak biasa dengan caramu. Aku tak mengerti akan sikapmu. Maaf, aku tak memahamimu. Aku benar-benar tak mengenalmu. Aku...aku mungkin akan menyerah jika kau seperti itu. Karena aku tak bisa tanpamu. Aku...aku menyerah...

Just be Me

Keadaan memaksaku menjadi aku. Bukan terpaksa aku menjadi seperti ini. Hanya karena itulah yang aku bisa. Aku bukan tipe orang yang berusaha keras untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, bahkan tidak ada yang benar-benar aku inginkan di dunia ini. Aku hanya ingin melihat orang-orang yang aku sayangi tersenyum melihatku dan mereka akan menatapku dengan yakin bahwa aku baik-baik saja. Aku menjadi apapun yang mereka mau. Aku akan melakukan apa yang mereka inginkan. Bukan hal yang berat untuk melakukan semua itu karena aku suka melakukannya.  Meski kadang berat karena aku ingin semua baik-baik saja. Kadang harus kupatahkan egoku, harus kubuang rasaku, hingga aku matikan hatiku agar semuanya berjalan seperti ideal. Dan aku tetap merasa baik-baik saja, karena aku akan selalu berusaha untuk kuat. Aku…aku menyukai senyuman itu, tatapan mata itu, karena itu aku akan melakukan hal yang sama. Senyumku juga tatapan mataku. Tapi…sekarang aku tak bisa. Karena kamu. Semua rasa yang

Through ‘The Room’ Eyes

Aku mungkin tak pernah menjadi spesial di matamu. Aku hanyalah suatu yang biasa, yang setiap hari kau lewati tanpa kau sapa, yang setiap hari kau singgahi tanpa rasa. Tapi bagiku kau adalah segalanya, tanpa kau aku merasa hampa. Kau lukiskan sejuta indah dalam tubuhku, kau bukakan dunia pada mata jendelaku, bahkan setiapkali kau menatap langit-langitku kau mampu membuatku melihat luas dunia dalam matamu. Aku tidak tahu apa arti aku bagimu. Tapi aku sangat menyukaimu. Aku selalu memperhatikanmu. Saat pertama kali kita bertemu kau terlihat begitu manis. Di depan pintu kau tersenyum, aku tahu kau sangat kerepotan membawa barang-barang yang ada di tanganmu. Tanpa perintah kau alihkan bawaanmu padaku. Yaa, ini cukup berat untuk anak sekecilmu. Lalu kau mulai menata semuanya. Aku memperhatikanmu melakukan semua itu. Aku takjub, kau melakukannya dengan sangat baik, begitu rapi dan indah. Juga tato yang kau bubuhkan di tubuhku. Cantik. Ini adalah hari pertama kita bersama, setelah men

I Love You Forever

teman, kau dulu pernah bilang, sensivitas itu kenapa tak kau latih dengan benar? sekali-kali tidak kawan, aku sengaja mematikannya karena itu terlalu peka hingga aku terlalu takut melukai kalian, karna aku hanya ingin membuat kalian nyaman, karna aku tak ingin terpuruk dalam rasa bersalahku yg tak beralasan karna aku harus selalu ada untuk kalian karna aku harus selalu mengerti dan memahami kalian karna aku...aku harus selalu baik baik saja karna aku tidak boleh menangis, tidak boleh lemah, tidak boleh sakit karna aku tak boleh hadir dalam pikiran kalian karna aku... aku tidak ingin berurusan dengan kalian dalam ikatan benang kusut yang akan menggoresku saat aku mencoba mengurainya teman, maaf atas sikapku karna aku sedang berusaha tidak peduli karna kau pun tidak akan pernah mengerti... kau tetap bisa datang padaku kapan pun kau butuh dan tak harus ada saat aku butuh, hanya saja...berjanjilah untuk selalu baik-baik saja... i'm still luv u forever *baca: