Skip to main content

Posts

GARWA -siGARaning nyaWA-

Sayang, ada banyak kecemasan yang aku rasa ketakutan dan keraguan melangkah tapi bersamamu, aku tak merasa resah karena kamulah yang aku tuju di sisimu adalah impianku semua hal tentangmu adalah hidupku jadikan aku wanitamu separuh dari jiwamu belahan hati dalam hidupmu melengkapi separuh din-mu ...
Recent posts

Monster

"anata wa ... Monsuta desu ka" Pada suatu hari sebuah UFO yang dikendarai monster luar angkasa mendarat di bumi. Pesawat mereka rusak sehingga mereka tidak bisa kembali ke planet mereka. Teknologi yang ada di bumi juga tak bisa memperbaiki pesawat mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di bumi. Para monster senang bertemu dengan manusia tapi manusia malah ketakutan dan berkata sambil gemetar,"Apa kalian monster?" Para monster tidak ingin membuat manusia takut karena itu mereka memutuskan untuk menjadi seperti manusia. Tidak hanya sikap dan perilaku, para monster juga berevolusi dan memiliki wujud seperti manusia. Dan merekapun bisa hidup berdampingan dengan damai bersama manusia. Hingga suatu hari manusia mengadakan perang dengan monster. Monster yang tidak menginginkan pertumpahan darah kemudian mengungsi ke hutan dan membuat pemukiman sendiri jauh dari manusia. Mereka hidup di sana dengan aman dan damai sampai beberapa generasi. Tapi semua ber

Through The Bird’s Eyes

Sinar matahari mulai menghangatkan pagi. Kudengar para tetangga berkicau dengan merdu, tak kalah riuh dari suasana rumahku. Sejenak aku memandang jendela di depan rumahku. Lampu kamarnya masih menyala. Beberapa menit kemudian sang penghuni kamarpun mematikannya. Lalu aku melihat seorang anak perempuan berlari keluar rumah. Ia menuju teman-temannya yang sudah menunggu. Dia tersenyum, senyum manis yang sangat jarang aku lihat. Kemudian dia berjalan bersama teman-temannya. Mereka menuju ke suatu tempat yang bernama sekolah, itu yang aku dengar dari orang-orang. Aku memandang sejenak jendela yang tetap tertutup di depanku, kemudian kembali dengan aktivitasku, menyiapkan sarapan untuk keluargaku. Hari mulai gelap, sebentar lagi pemilik kamar itu pasti akan menyalakan lampu kamarnya. Tak sampai hitungan menit aku melihat cahaya lampu menerobos jendela kamar di depan rumahku itu. Aku bisa melihat aktivitas si penghuni kamar melalui bayangan yang terpantul dari sana. Kegiatan yang ham

Yang terL'upa

hanya ingin mengingat beberapa hal yang aku lupakan yang akan ku usahakan kembali karna hal itu berarti, lebih dari sekedar janji atau basa-basi tapi, tentang jati diri *bersiap menyambutnya kembali* Tuesday, 09 November 2010 at 16:25

Through ‘The Sun’ Eyes

Aku sedang tidak bersemangat hari ini. Aku tidak ingin membagi kehangatan dengan siapapun. Dan awan pun seolah mengerti isi hatiku. Dia menutup seluruh langit dan meneteskan hujan ke bumi. Dingin. Orang-orang akan mengeluh seperti itu. Tapi anak itu tetap tersenyum. Dengan jaket tebal yang dia gunakan aku yakin dia sangat kedinginan. Sesekali dia mengusap-usap kedua tangannya dan meniupnya. Mungkin agar dia merasa lebih hangat. Dia melangkahkan kalinya menerobos hujan dengan perlindungan payung kecilnya. Itu akan tetap membuatnya basah. Tapi dia tidak peduli. Bahkan sesekali dia julurkan tangannya untuk merasakan tetesan air yang terjatuh. Hujan mulai berhenti. Dia akan mendongakkan wajahnya untuk melihat langit. Mungkin dia berharap ada jembatan tujuh warna melengkung di ujung langit. Tapi dia takkan mendapatinya. Karena awan masih tak mau bergerak dan memberikan celah pada cahaya untuk menerobos ke bumi. Dan makhluk yang bernama matahari ini

Give Up

Aku masih tetap menjadi aku. Meski kita telah berjanji untuk berjuang bersama. Tapi kadang aku tak tahu harus apa. Aku terbiasa dengan semua perhatianmu. Aku terbiasa dengan senyummu. Aku terbiasa dengan candamu yang selalu membuatku merasa hangat. Aku terbiasa dengan ucapan selamat pagi yang kau ucapkan ketika bertemu denganku. Aku terbiasa dengan ucapan sampai jumpa yang kau ucapkan saat kau harus meninggalkanku sejenak. Semuanya, aku suka itu. Tapi,,, aku tak tahu kenapa sekarang seperti ini. Apa aku membuat kesalahan? Apa aku membuatmu marah? Apa aku melukaimu? Apa kau sedang lelah? Apa kau ingin melepasku? Atau karena aku yang tak bisa meraihmu? Aku tak biasa dengan diammu. Aku tak biasa dengan caramu. Aku tak mengerti akan sikapmu. Maaf, aku tak memahamimu. Aku benar-benar tak mengenalmu. Aku...aku mungkin akan menyerah jika kau seperti itu. Karena aku tak bisa tanpamu. Aku...aku menyerah...

Just be Me

Keadaan memaksaku menjadi aku. Bukan terpaksa aku menjadi seperti ini. Hanya karena itulah yang aku bisa. Aku bukan tipe orang yang berusaha keras untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, bahkan tidak ada yang benar-benar aku inginkan di dunia ini. Aku hanya ingin melihat orang-orang yang aku sayangi tersenyum melihatku dan mereka akan menatapku dengan yakin bahwa aku baik-baik saja. Aku menjadi apapun yang mereka mau. Aku akan melakukan apa yang mereka inginkan. Bukan hal yang berat untuk melakukan semua itu karena aku suka melakukannya.  Meski kadang berat karena aku ingin semua baik-baik saja. Kadang harus kupatahkan egoku, harus kubuang rasaku, hingga aku matikan hatiku agar semuanya berjalan seperti ideal. Dan aku tetap merasa baik-baik saja, karena aku akan selalu berusaha untuk kuat. Aku…aku menyukai senyuman itu, tatapan mata itu, karena itu aku akan melakukan hal yang sama. Senyumku juga tatapan mataku. Tapi…sekarang aku tak bisa. Karena kamu. Semua rasa yang